art is truth -13

saya mendengar, lalu dilihat dan di rasakan. saya melihat, lalu didengar dan dirasakan. saya merasakan, lalu didengar dan dilihat.

Rabu, 13 Mei 2009

Siang menuju sore dikampus

Bangun siang karena ga ada kuliah pagi hari itu, jam 11an lah saya kebangun karena dipaksa bangun dari tempat tidur sama mamah saya dan tadi jam 3 subuh pun saya telah dibangunkannya karena kata mamah saya, saya mengigau dan berteriak “ gaji-gaji minta gaji, saya” tak tau saya juga kenapa bisa berteriak itu saat tidur padahal saya sebelum tidur seperti biasanya tanpa ada ritual yang aneh-aneh dulu. Kebetulan mamah saya sedang ada di Bandung karena alasan apa ke sini tak perlulah saya kasih tau. Ok!

Saya hari ini punya kuliah jam 14.40 sampai 18.00 itu waktu menurut kampus, karena waktu jam di kampus dan saya punya jam tangan beda. Sampai lah saya di kampus jam 15, dan saya dapati dosen sudah duduk ditempatnya dan baru sedikit mahasiswa yang duduk ditempatnya juga. Sebagian mahasiswa masih diluar kelas sengaja ingin masuk terlambat atau menghabiskan dulu rokok yang sedang dihisapnya.

Duduk dibaris ketiga disebelah kirinya teman saya Asep namanya dan disebelah kanan saya yaitu, aduh lupa saya dia punya nama karena ga pernah sekelas sebelumnya. Saat itu mata kuliah komunikasi reka bentuk dan sedang membahas tentang warna.

Segalam macam tentang warna, kriteria warna, arti dari warna dan lain-lainnya. Dosen tersebut bernama Pak Iing dia mengajar sangat menyenangkan, santai dan beberapa kali pun melucu. Memang lucu sih, tapi ga tau kenapa tadi saya sangat mengantuk dan malas sekali. Saya malah menyibukkan diri dengan menggambar yang tak jelas di buku dan tangan saya.

Yang saya ingat dari kata-kata itu dosen yaitu, kenapa mata bisa jenuh dengan warna-warna seperti kita nonton sebuah film untuk yang kedua kalinya dengan film yang sama maka mata kita akan merasa jenuh. Beda dengan lidah yang tak pernah jenuh, ga mungkin kan kita makan cabe dan tau rasanya yaitu pedas sudah saja tidak makan lagi dan merasa jenuh, karena kalo lidah mempunyai rasa jenuh maka banyak manusia yang mati kelaparan disamping yang mati kelaparan karena kekurangan makanan.

Setelah beberapa jam dia mengajar, akhirnya berhenti dijam 17.00. Senang sekali itu saya dan ingin langsung lari ke kantin dan minum itu kopi dan kebetulan kuliah kedua tidak ada dosennya dan hanya memberi tugas saja untuk minggu depan. Sibuk mungkin dia?.

Sampailah dikantin, mulailah minum kopi dan merokok. Sungguh nikmat saat itu. Kumpal saya dan teman-teman disana, para penjual makanan telah siap-siap untuk pulang tapi kami tidak. Banyak-banyak lah kita mengobrol dan bercanda tentang apapun itu.

Sampai adzan magrib berkumandang kita semua jalan menuju tempat parkir motor untuk mengambil kembali motor-motor dan membawa pulangnya lagi. Kami pun bergerak untuk bubar jalan menuju rumah masing-masing.

Bandung, 12 Mei 2009

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda