art is truth -13

saya mendengar, lalu dilihat dan di rasakan. saya melihat, lalu didengar dan dirasakan. saya merasakan, lalu didengar dan dilihat.

Rabu, 13 Mei 2009

Rumah dan Keluarga

Senin malam, lagi duduk depan komputer dan sedang sibuk bermalas-malasan, mata tiba-tiba menuju ke foto berukuran postcard. iya, ada mamah, papah, aa, teteh dan saya, yang berjejer seperti paduan suara dan menyombongkan gigi kami yang rapi, putih dan tak berkawat.lansung tersenyum saya mengingat foto tersebut kenapa bisa terjadi. iya, itu foto saat kami merayakan lebaran di Bogor dan kami disuruh tetangga untuk berkumpul di depan rumah saya, maksudnya keluarga saya mau di foto. Kata dia, keluarga lain sudah kena kamera dia. Baiklah saya dan keluarga saya pun mengambil posisi, dan terlihat jelas saya paling beda, kenapa tidak, tidak saya memakai kaos dan keluarga saya yang lain memakai baju umat islam.

Wah, akhirnya foto keluarga ini lengkap. Soalnya di lebaran sebelumnya saya ga ikut pemotretan oleh tetangga, karena saya masih dalam keadaan tidur masih saja sibuk bermalas-malasan. Sehingga kalo kamu maen ke rumah saya di Bandung ada foto keluarga saya, tanpa saya. Karena teman-teman yang sudah melihat foto itu langsung men judge "indra tak dianggap anak" saya langsung mengambil pas foto ukuran 4x6 dan saya selipkan di foto tersebut.

Sudah melihat foto di dekat komputer itu mata saya langsung perih, ga tau karena lama-lama di depan komputer atau karena gemerlapnya foto itu. Allahualam...
Tiba-tiba saya kangen dengan rumah. Iya, rumah yang diBogor tempat saya dari TK sampai SMA dan kalau liburan kuliah. Kangen dengan suasana disana, kangen dengan aturan dan larangannya, kangen dengan tatapan curiga kalo pulang malam-malam, kangen dengan makanan yang selalu siap kalo bangun tidur, kangen di suruh pergi ke warung, kangen disuruh-suruh solat, kangen dipanggil indra, kangen ngobrol-ngobrol bareng keluarga tentang masa lalu dan masa depan, dan yang terpenting kangen kasih sayang dan keluarga ini.

Tanpa berfikir dan bermalas-malasan, saya langsung berniat untuk kabur dari Bandung, besok di hari selasa. Tidur saya pun cepat malam itu.
Hari selasa tiba, bangun pagi-pagi langsung bikin hidup itu komputer yang tadi malam saya bikin mati. Argh, Facebook lagi yang kebuka ga apa-apalah, mungkin takdir. Ga tau saya saat itu juga pengen ngedownload video yang membutuhkan waktu lama, ga apa-apa saya akan rajin menunggunya. Saya pun bikin niat baru, yaitu berangkat ke Bogor kalo dah selesai nge download itu video. Selama saya menunggu itu video, ada baiknya saya cari cemilan dikulkas, saya habiskan langsung. Tidak usahalah saya sebutkan apa cemilannya nanti bisa jadi ria dan sombong.
Aduh, ini video masih 40%. Saya buka aja lagi Facebook sampai jam 12 siang, saya kepikiran bayar tagihan air,sudah apa belum dibayar bulan in?. Tanpa malas-malasan saya buat motor saya keluar dari rumah dan dibikin hidup. Ah, sampai juga di tempat pembayaran rekening Air. Bagus, kosong dan ga ada antrian sehingga ga bakal membuat saya rajin untuk menunggu. Saya tanya kepada petugas diloket apa kah saya sudah bayar untuk bulan ini, dan ternyata belum. Sehabis bayar ledeng dan bayar parkir. Saya kepikiran untuk membelikan cabe gendot karena cabe itu gendut2, dan ibu saya pasti seneng kalo saya bawakan itu karena di Bogor ga ada. Kebetulan disitu ada pasar, saya beli dan langsung bayar lalu kembali lagi ke rumah.

Sampai di rumah, video baru 50%. Ah, lama sekali ini downloadnya. Baiklah saya langsung malas-malasan saja agar cepat lapar, ga butuh waktu lama cuma 5 menit langsung lapar. Pergilah saya ke dapur untuk memasak. Habis masak, saya makan masakan itu. Kenyang benar. Aduh, ini video masih 70% baiklah saya memutuskan untuk nonton DVD crank1, belum habis filmya saya sudah dibikin tidur, untung saya sudah tamat nonton film itu sebelumnya.

Kebangun saya dipukul 4, wah download video sudah 100%. Lansung saya mandi, siap-siap dan beres-beres untuk pergi ke Kota Bogor. Ternyata pukul 5 baru selesai.
Ketika saya didepan rumah, mau pergi. Ada saudara saya didepan rumahnya dan berbicara kepada saya, tapi saya ga mendengar dengan jelas karena Efek rumah kaca sudah saya suruh nyanyi di HP saya. Saya jawab saja, " iya, iya mau pulang Ke Bogor!" , ga tau dia nanya apa sebenarnya? tapi kata-kata yang jelas dari dia yaitu " hati-hati, ndra" sambil masuk kedalam rumahnya. Saya jawab "iya, makasih" tapi ia tidak menjawab, karena saya bicara dalam hati.

Oh jalan Pasteur sedang macet-macetnya, tapi saya belok kiri ke jalan gunung batu untuk masuk ke daerah cimahi. Saat dipertengahan jalan air dari atas langit turun, oh hujan namanya. Saya masuk keRumah kosong dipinggir jalan, maksudnya diam di halaman depannya karena tak dipagar, mungkin dulu yang tinggal di rumah itu tidak takut dengan tetangga.
Saya langsung memakai jas hujan, oh di belakang saya ada dua wanita yang sepertinya masih kuilah. Maaf ga bisa saya ajak ngobrol-ngobrol, maklum sibuk dan dikejar oleh waktu.

Air hujan terus turun dan saya terus memacu motor. Daerah Cimahi, para pegawai pabrik sedang bubar dan membuat jalan jadi macet. Sampai juga daerah Padalarang, debu-debu dari gunung kapur pada hilang karena disiram air hujan. Senangnya.

Cianjur, wah jalan yang lurus, langit gelap, air hujan, dan saya sendiri tapi tidak jenuh karena Band-band indonesia dan luar negeri sudah saya paksa bernyanyi untuk saya. Saya ikut bernyanyi dan tiba musik berhenti sejenak, oh ada SMS masuk. Tidak saya baca karena sibuk bawa motor dan bernyanyi. Puncak, berkabut dan basah. Hati-hati saya membawanya itu motor. Saya pun harus dan mau melewati jalan yang dimana pernah ada kecelakaan disitu ada bus masuk jurang dan melewati jembatan yang diamana anak-anak SMP busnya menabrak itu punya jembatan dan masuk ke sungai. Huh, seram sekali ini perjalanan tapi untung saya selalu ingat Allah. Dan biarlah mereka "pergi" ke alamnya yang baru.

Wow, Tajur. Kemana Ibu-ibu yang sibuk mencari TAS. Oh, sudah pulang ke rumahnya masing-masing kan sekarang pukul 8 malam.
Angkot-angkot masih banyak dijalan meraka sibuk mengajak orang-orang naik ke mobilnya, sungguh kerajinan yang baik.

Pagelaran, sudah ramai sekarang ini daerah. Banyak tukang Martabak, dan Orang-orang dari Padang untuk menjual Satenya.

Alhamdullilah, Rumah sudah ada di depan muka saya. Astagfirallah, ternyata saya membawa sampah dari Bandung jadi saya niatnya saat pergi sekalian mau buang sampah tapi saya tidak menemukan temnpat sampah, mau buang sembarangan langsung inget pemanasan global. Akhirnya saya buang di tempat sampah di rumah yang di Bogor. Seriusan. Ternyata butuh 50 lagu untuk saya sampai ke Bogor.

Masuk ke dalam rumah, oh itu mamah sedang tidur-tiduran di tempat tidur, oh itu papah sedang didepan TV, oh ini teteh saya sedang tidur-tiduran di sofa baru, oh dimana AA ? lupa, dia sedang dijakarta.

Senangnya melihat keluarga, rumah sederhana, dan Bogor sedang nyaman-nyamannya.

Papah, Mamah, AA, Teteh, dan Indra > Keluarga Terhebat

Bogor, 23 April 2009

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda